Menyeimbangkan Nutrisi
Seribu hari bagi buah hati wajib hukumnya menjadi perhatian
setiap orangtua. Hal ini membuat seorang ibu harus benar-benar menjaga pola
makan mereka untuk asupan janin.
Janin pun akan tumbuh dan berkembang melalui pertambahan
berat dan panjang badan, perkembangan otak, serta beberapa organ lain, seperti
jantung, hati, dan ginjal. Pada saat dilahirkan, sebagian besar perubahan
tersebut menetap bahkan selesai, kecuali beberapa fungsi, seperti perkembangan
otak dan imunitas, yang berlanjut sampai seperti perkembangan otak dan
imunitas, yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama kehidupan bayi.
Pada masa prakehamilan para paling mudah adalah berusaha
mencapai dan mempertahankan badan secara ideal. Selain itu, mengonsumsi makanan
secara cukup dan seimbang serta memperbanyak mengonsumsi asam folat untuk
pembentukan saraf dan sel tubuh. Jika kurang asam folat, bayi bsia terkena
anenchepaly (lahir tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak
tersambung), sampai anemia makrositik.
Asam folat terdapat pada sayuran hijau, daging tanpa lemak,
biji-bijian, kacang tanah, dan jeruk. Zat besi dan kalsium pun dibutuhkan para
ibu hamil. Kebutuhan zat besi harus ditingkatkan sebesar 200-300 persen.
Penambahan ini nantinya digunakan untuk pembentukan plasenta dan sel darah
merah. Sementara kalsium sudah pasti berperan dalam pembentukan gigi, tulang,
hati, saraf, dan otot pada bayi.
Meningkatkan asupan vitamin D juga dibutuhkan guna
meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh dan
mengurangi risiko inteksi selama kehamilan. Yodium tak kalah pentingnya
dalam asupan nutrisi ini. Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin
menderita hipotiroidisme yang selanjutnya dapat berkembang emnjadi kretinisme
di kemudian hari.
Asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai tahapan usia bayi
akan bekerja secara efektif dalam tumbuh kembangnya. Dengan perbedaan usia anak
dalam periode emas seribu hari, mereka dipastikan harus mendapatkan asupan
nutrisi yang berbeda, dengan cara pemberian nutrisi yang lain pula.
Untuk bayi usia 0-6
bulan, mereka hanya diberikan ASI karena pencernaannya belum siap untuk
menerima makanan lain. ASI yang perama keluar dari seorang ibu sangat
bermanfaat bagi kekebalan sang buah hati karena mengandung zat gizi yang
lengkap. Maka, diperlukan inisiasi menyusui dini setelah bayi dilahirkan.
Ketika bayi memasuki fase 6-12 bulan, mereka mulai bisa
diberi asupan pendamping ASI. Seperti nasi tim, sayur-sayuran, dan lauk-pauk.
Jangan lupa sertakan buah atau sari buah, seperti pisang dan pepaya.
Dengan ASI dan berbagai makanan pendamping, orangtua harus
mengerti bahwa hampir 80 persen sistem daya tubuh anak bayi terletak pada
saluran pencernaan. Pilihan nutrisi yang tepat dapat melengkapi kebutuhan si
kecil secara menyeluruh.
Nutrisi untuk membantu perlindungan dapat diperoleh dari
berbagai makanan yang mampu menghasilkan bakteri baik, seperti Lactobacillus
rhamnonusu. Serat pangan inulin pun menjadi syarat mutlak untuk menjaga
kesehatan bayi.
Di fase 1-2 tahun, makanan pendamping bisa diberikan sebanyak
tiga kali sehari dalam jumlah nutrisi yang secukupnya. Perbanyak pula variasi
nutrisi dengan minyak ikan, daging, telur, sayuran, dan buah-buahan. Pada usia
bayi mencapai satu tahun, berat badannya lazim mencapai tiga kali pada saat
bayi lahir.
Republika 27 Oktober 2015
No comments:
Post a Comment