Sunday, February 1, 2015

Perjalanan Haji

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa selama sembilan tahun tinggal di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam belum melaksanakan haji. Selanjutnya, pada tahun kesepuluh, beliau mengumumkan hendak melakukan ibadah haji. Setelah pengumuman itu, berduyun-duyunlah orang datang ke Madinah. Semuanya ingin mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengamalkan ibadah haji sebagaimana amalan beliau.

Pada tanggal 25 Dzulqaidah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari Madinah. Jabir berkata, “Setelah unta yang membawanya sampai di lapangan besar, kulihat sejauh pandangan mata adalah lautan manusia, baik yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki, mengitari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didepan, belakang, kiri, maupun kanan beliau.”

Ada perbedaan pendapat dikalangan para perawi. Ahlu Madinah berpendapat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan haji ifrad, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa beliau melakukan haji qiran. Sebagian yang lain meriwayatkan bahwa beliau memasuki kota Mekah sambil berumrah haji tamattu’, kemudian dilanjutkan dengan haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan ibadah hajinya seraya mengajarkan manasik dan sunnah-sunnah haji kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersamanya.

Pada hari Arafah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khotbah umum di tengah-tengah kaum muslimin yang sedang berkumpul ditempat wukuf. Beliau berkhotbah, “Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin setelah tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya. Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi kalian (yakni tidak boleh dinodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci sekarang ini di negeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliyah tidak berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliyah juga tidak berlaku lagi. Tindak pembalasan jahiliyah seperti itu yang pertama kali kunyatakan tidak berlaku lagi ialah tindakan pembalasan atas kematian Ibnu Rabi’ah Ibnul Harits.

Baca selengkapnya 

No comments:

Post a Comment