Sunday, February 22, 2015

Motif Tapis Langka

Inilah salah satu motif kain tapis yang cukup langka dan tidak mudah ditemui di berbagai toko tapis atau perajin di Lampung. Motif asmaul husna, memuat motif 99 nama Allah yang baik (asmaul husna). Kelangkaan motif asmaul husna lebih disebabkan proses pembuatannya yang rumit dan cukup lama. Setidaknya memerlukan waktu 4 bulan untuk menyelesaikan kain tapis motif asmaul husna.

Untuk pemesanan, hubungi 085741887228. Email: andirahmanto2807@gmail.com

Kain Tapis Motif Asmaul Husna Vertikal

Panjang = 75 cm dan lebar = 150 cm. Motif disulam. Memuat motif sulam 99 nama Allah yang baik (asmaul husna). Harga Rp 1.800.000



============================================================

Kain Tapis Motif Asmaul Husna Horizontal

Panjang = 150 cm dan lebar = 75 cm. Motif disulam. Memuat motif sulam 99 nama Allah yang baik (asmaul husna). Harga Rp 1.800.000




Saturday, February 21, 2015

Tentang Kain Tapis

Kain Tapis Khusus Hiasan Dinding
Kain tapis adalah kerajinan kain tenun khas suku Lampung. Kain tenun tapis dibuat dari benang kapas, kemudian dihias dengan motif yang dirangkai dari benang emas atau benang perak dengan sistem sulam.

Suku Lampung

Suku bangsa Lampung dikenal mempunyai bentuk adat yang berbeda dengan ada kebudayaan lain di nusantara. Pepadun dan Saibatin adalah dua kelompok adat dari suku Lampung asli.
Masyarakat adat Saibatin atau Lampung Pesisir antara lain: Kepaksian Sekala Brak, Keratuan Melinting, Keratuan Balau, Keratuan Darah Putih, Keratuan Semaka, Keratuan Komering, Cikoneng Pak Pekok.
Masyarakat adat Pepadun atau Lampung Pedalaman antara lain: Sungkai Bunga Mayang, Buay Lima Way Kanan, Pubian Telu Suku, Mego Pak Tulang Bawang, Abung Siwo Mego.
Lampung juga dijuluki sebagai Sang Bumi Ruwa Jurai yang bermakna “bumi yang dua dalam kesatuan”.

Tentang Kain Tapis

Kain tapis merupakan kain sarung yang umumnya dipakai oleh kaum wanita. Motif kain tapis pada umumnya terinspirasi dari alam, tumbuhan, binatang. Seiring masuknya agama Islam ke Lampung, maka motif tulisan Arab turut memperkaya khazanah motif kain tapis.
Pembuatan kain tapis masih tergolong tradisional karena belum menggunakan peralatan yang cukup canggih dan modern. Pada umumnya pengerjaan kain tapis dilakukan oleh para gadis atau ibu rumah tangga. Kain tapis biasanya digunakan untuk upacara-upacara adat atau keagamaan sehingga pada masa lalu kain tapis dianggap sakral.

Sejarah Kain Tapis

Berdasar penelitian Van der Hoop, sejak abad ke-2 Sebelum Masehi, masyarakat Lampung telah mengenal metode tenun kain brokat yang disebut nampan dan kain pelepai. Kain ini dikenal dengan kepercayaan mistis karena motifnya biasanya berupa pohon atau bangunan yang didiami roh.
Tidak dapat dipungkiri jika adanya kesamaan motif antara kain tapis Lampung dengan motif kain tradisional dari suku lain di nusantara. Hal ini sangat wajar karena sejak dahulu telah terjalin komunikasi dan transportasi antara suku Lampung dengan suku-suku lain, terutama di masa kejayaan maritim kerajaan Islam nusantara pada abad ke-14 sampai 15 Masehi.

Jenis-Jenis Tapis Menurut Daerah Pembuatannya

Berikut ini contoh tapis yang lazim dipakai oleh suku Lampung Pepadun dan Saibatin.

Tapis Pesisir: Tapis Paksi Pak, Tapis Jinggu, Tapis Cukkil, Tapis Kuning, Tapis Semaka, Tapis Cucuk Andak, Tapis Inuh.

Tapis Pubian Telu Suku: Tapis Lawok Handak, Tapis Lawok Silung, Tapis Sasap, Tapis Tuho, Tapis Cucuk Handak, Tapis Pucuk Rebung, Tapis Raja Medal, Tapis Laut Linau, Tapis Balak, Tapis Jung Sarat.

Tapis Sungkai Way Kanan: Tapis Lawok Silung, Tapis Raja Medal, Tapis Tuha, Tapis Lawok Halom, Tapis Kuning, Tapis Kaca, Tapis Halom, Tapis Pucuk Rebung, Tapis Balak, Tapis Jung Sarat.

Tapis Tulang Bawang Mego Pak: Tapis Cucuk Sutero, Tapis Cukkil, Tapis Kibang, Tapis Kaco Mato di Lem, Tapis Jung Sarat, Tapis Kilap Turki, Tapis Sasab, Tapis Limar Tunggal, Tapis Bintang Perak, Tapis Ratu Tulang Bawang, Tapis Limar Sekebar, Tapis Dewosano.

Tapis Abung Siwo Mego: Tapis Serdadu Baris, Tapis Kaco, Tapis Kuning, Tapis Sasap, Tapis Gajah Mekhem, Tapis Cucuk Semako, Tapis Pucuk Rebung, Tapis Balak, Tapis Cucuk Andak, Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung, Tapis Raja Medal, Tapis Jung Sarat, Tapis Lawet Linau, Tapis Lawet Silung, Tapis Lawet Andak, Tapis Rajo Tunggal.

Ragam Tenun Tapis Berdasar Pemakai

Tapis Jung Sarat
Pada upacara perkawinan, pengantin wanita menggunakan tapis jenis Jung Sarat. Biasa juga digunakan oleh istri saudara yang lebih tua saat mengikuti kegiatan adat berupa pemberian gelar pangeran atau sutan, pengantin, dan muli cangget (gadis penari).

Tapis Raja Medal
Tapis jenis ini umumnya dikenakan oleh istri kerabat yang tertua (tuho penyimbang) saat seremoni pengambilan gelar dan perkawinan.

Tapis Laut Andak
Tapis Laut Andak digunakan para muli cangget (gadis penari) ada acara adat. Dapat juga digunakan oleh istri adik yang mengiringi dalam seremoni pengambilan gelar.

Tapis Balak
Tapis Balak dikenakan adik perempuan dan istri dari anak seseorang yang menjalani proses pengambilan gelar atau dapat juga dikenakan saat upacara pernikahan.

Tapis Silung
Tapis Silung dikenakan orangtua yang masih kerabat dekat dalam acara pernikahan, pengambilan gelar, atau saat mendampingi pengantin.

Tapis Laut Linau
Tapis Laut Linau dikenakan oleh kerabat istri yang masuk dalam golongan saudara jauh saat menghadiri seremoni adat.

Biasa dikenakan juga oleh gadis yang mengiringi penganti pada upacara turun pengantin atau pengambilan gelar adat.

Tapis Cucuk Andak
Tapis Cucuk Andak umumnya digunakan oleh pengantin wanita dan dapat juga dipakai oleh para istri saat mengikuti upacara adat.

Tapis Cucuk Pinggir
Tapis Cucuk Pinggir biasa digunakan oleh para istri ketika mengikuti upacara adat dan gadis yang mengiringi pengantin.

Tapis Tuho
Tapis ini dipakai oleh seorang isteri yang suaminya sedang mengambil gelar sutan.

Tapis Agheng/Areng
Tapis Agheng digunakan para istri yang suaminya telah memperoleh gelar sutan saat upacara pengarakan naik pepadun.

Kain tapis ini umumnya dipakai pada saat menghadiri upacara-upacara adat. Tapis ini berasal dari daerah Krui, Lampung Barat.

Tapis Dewosano
Tapis Dewosano berasal dari kota Menggala dan Kotabumi, biasa dikenakan oleh pengantin wanita saat mengikuti upacara adat.

Tapis Kaca
Tapis Kaca biasanya digunakan oleh wanita saat mengikuti upacara adat.

Tapis Bintang
Tapis Bintang ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat upacara adat.

Tapis Bidak Cukkil
Tapis Bidak Cukkil umumnya dipakai para lelaki ketika mengikuti upacara adat.

Tapis Bintang Perak
Tapis Bintang Perak biasa digunakan saat upacara adat.

Sumber: Wikipedia

Sunday, February 1, 2015

Perjalanan Haji

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa selama sembilan tahun tinggal di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam belum melaksanakan haji. Selanjutnya, pada tahun kesepuluh, beliau mengumumkan hendak melakukan ibadah haji. Setelah pengumuman itu, berduyun-duyunlah orang datang ke Madinah. Semuanya ingin mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengamalkan ibadah haji sebagaimana amalan beliau.

Pada tanggal 25 Dzulqaidah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari Madinah. Jabir berkata, “Setelah unta yang membawanya sampai di lapangan besar, kulihat sejauh pandangan mata adalah lautan manusia, baik yang berkendaraan maupun yang berjalan kaki, mengitari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didepan, belakang, kiri, maupun kanan beliau.”

Ada perbedaan pendapat dikalangan para perawi. Ahlu Madinah berpendapat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan haji ifrad, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa beliau melakukan haji qiran. Sebagian yang lain meriwayatkan bahwa beliau memasuki kota Mekah sambil berumrah haji tamattu’, kemudian dilanjutkan dengan haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan ibadah hajinya seraya mengajarkan manasik dan sunnah-sunnah haji kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji bersamanya.

Pada hari Arafah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khotbah umum di tengah-tengah kaum muslimin yang sedang berkumpul ditempat wukuf. Beliau berkhotbah, “Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin setelah tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian di tempat ini untuk selama-lamanya. Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi kalian (yakni tidak boleh dinodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci sekarang ini di negeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliyah tidak berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliyah juga tidak berlaku lagi. Tindak pembalasan jahiliyah seperti itu yang pertama kali kunyatakan tidak berlaku lagi ialah tindakan pembalasan atas kematian Ibnu Rabi’ah Ibnul Harits.

Baca selengkapnya